CERITA DEWASA - SEX DENGAN DUA GADIS KEMBAR BERJILBABKU 

 oppasex kali ini menceritakan pengalaman sexs pribadi Seorang Laki-laki yang berhubungan sex dengan gadis SMA yang kebetulan mereka kembar dan berjilbab. Kejadian Ini terjadi berapa yang bulan lalu. Ketika sore itu aku sedang menghabiskan waktu setelah bekerja disalah satu mall besar dijakarta. Lelah dan penat rasanya bekerja seharian rsanya. Sembari menuggu jalanan yang sangat macet aku menghbiskn waktu untuk rilex sebentar disebuah pusat perbelanjaan untuk sekedar minum kopi. Akupun memesan sebuah kopi dan duduk disebuah sudut restoran. Sambil minum kopi aku menikmati pemandangan mall yang sungguh berbeda dari kantorku. Sangat rilexs rasanya, tiba-tiba pandangankupun beralih sekitar 2 meja di depanku, disana duduklah 2 orang siswi SMU yang msih mengenakan baju seragamnya. Mereka bercanda tawa ceria, Setelah kuperhatikan lebih seksama lagi, ternyata mereka sungguh manis, dan astaga ternyata mereka kembar. sekilas aku tak bisa membedakan antara 2 gadis remaja itu. Dua-duanya berwajah cantik, putih, dan mulus. Sungguh wajah yang enak dpandang. Selain itu keduanya juga punya tubuh mungil, dengan dada yang tidak begitu besar namun montok dan menantang yang mereka coba sembunyikan dibalik seragam SMU lengan panjang yang agak longgar dengan jilbab tipis yang tidak terlalu panjang namun cukup menutup buah dada mereka
.
Sungguh menggemaskan kedua gadis kembar yang berjilbab dan mungil itu. Entah mengpa aku tak bisa melepaskan pandanganku dari wajah dan payudara kedua gadis berjilbab tersebut, tidak kusangka salah satu gadis itu melihatku, nampaknya dia tau kalau dari tadi aku sedang memandngi indah tubuhnya, kemudian diapun tersenyum padaku. Kesempatan nih pikirku. Lalu akupun bergegas untuk mendekati meja mereka. Kusapalah mereka,

“ Hey, siang adik-adik, berduaan ini, emng pada ngapain nih disini ??” tanyaku.
“ Iya om, siang juga” jawab mereka bersamaan sambil tersenyum. “ Lagi iseng-iseng aja om, abis dari sekolah” jawab yang satu.
“ Emmmm… omong-omong om boleh duduk barengan sma kalian ngga ?” tanyaku dengan sopan.
“ Boleh-boleh om, silakan aja ” jawab yang satu lagi.
“ Boleh kenalan sama kalian ??” tanyaku pada mereka.
“ Emmmm… boleh aja om.. Aku Deva, kalau saudaraku kembarku ini namnya Devi” jawab mereka sambil ternsenyum 
menggemaskan.

Setelah cukup lama kuperhatikan kedua gadis berjilbab ini ternyata aksesoris yang mereka kenakan berbranded 
semua, mulai dari bros untuk peniti jilbab mereka, sampai cincin, gelang, jam tangan bahkan handpone seri terbaru. Bisa saya pastikan kalau mereka dari kalangan ank orang tajis nih.
“ Kalian berdu saudara kembar ya ?? usia kalian berapa ??” tanyaku penasaran pada mereka.
“ Iya om kita kembar identik… kalau umur kita sekarang 16 tahun sebentar lagi Sweet 17 om ..hhe ” jawab mereka sambil tersenyum manis.
“ Ouwooh… udah mau puber nih ya..hhe ” kataku sambil melirik payudara Deva.
Dengan tiba-tiba peniskupun perlahan-lahan mengeras, karena aku membayangkan meremas-remas kedua payudara mereka yang tertutup dibalik jilbab mereka.
“ Iya dong om, kan kita udah sma jadi udh gede donk” jawab Deva yang tak sadar apa sebenarnya yang aku maksud.
“ Kog kalian jam segini nggak pulang, udah sore begini masak gadis2 cantik seperti kalian masi belum pulang” godaku pada mereka.
“ Ihhhh, om gomblnya bisa aja ah,… masi mau nongkrong dulu om, bentarn lagi juga pulang” jawab Deva sambil mengobrol dengan Devi kembranya.

Cerita dewasa Terus kuperhatikan kedua gadis ini, walaupun mereka kembar identik, namun aku mulai bisa membedakan antara Deva dengan Devi. Deva berusia lebih tua beberapa menit dari Devi. Ukuran payudara Deva ini sedikit lebih besar dari Devi adiknya. Selebihnya tak ada perbedaan lagi. Seandainya saja bisa kutelanjangi kedua gadis berjilbab ini, apakah mungkin jepitan vagina saudara kembar ini berbeda yah ( kataku dalam hati yang sudah dipenuh Birahi).
“ Ngomong-ngomong Kalian udah punya pacar belum nih??” tanyaku pada mereka.
“ Deva udah tuh om, nama pacarnya Soni, hihi…” Ujar si Devi’.
“ Apaan sih Vi, dia tuh cuma temen deket aja kali …” bantahnya kepada devi dengan muka memerah deva membantahnya.
Kulihat ada sela untuk mendekati mereka, karena dengan mudahnya mereka berdua sangat mudah akrab dengan orang yang Baru dikenlnya seperti aku. Akupun mulai berpikir sepertinya dua gadis ini bisa kupakai malam ini. Mulailah kukeluarkan jurus pamungkas mautku.
“ Emmm.. kalian pasti udah pernah pacaran kan ?” tanyaku.
“ Iya udah pernah Om… tapi ya gitu deh pacarany, namanya juga anak SMA.” jawab Deva.
“ Emmm.. maaf nih ya sebelumnya, kalian udah pernah begituan belum sama pcar kalian??” tanya nakalku kepada mereka.

Devapun sedikit kaget mendengar pertanyaanku,
“ Begitun gimana om maksudnya ??” tanya kaget deva.
“ Jangan kaget gitu dong, mksd om begini… kayak ciuman pelukan, dan main2 itu sama pacar kalian belum” Sejenak mereka kaget dengan pertanyaanku.
lalu Devi balas menjawab,
“ Ihhhhh…om apaan sih, kok nanyanya begituan” jawab devi.
“ Ya kan om cuma mau tau aja nggk ada maksud apa-apa ?? jawbku pd mereka.
Merekapun terdiam sejenak kemudian saling berbisik, lalu mereka mulai menjawab,
“ Yaudh deh kita kasih tau, tapi jangan macem-macem y om sama kita???” jawab Deva sambil menggodaku.
“ Ya iyalah om Cuma pingin tau aja, nggk ada maksud apa-apa Deva cantik” kataku sambil mengedipkan mataku.
Sepertinya mereka mulai tahu apa maksud gerak gerikku, lalu dengan tersenyum nakal Deva menjawab,
“ Emmm, kalau om mau kita mau kog jalan-jalan sama, tapi ad syaratnya” lalu gita berhenti berbicara lalu mengambil 

Cerita dewasa handphonenya dan mengetik lalu memberikan handphoenya padaku
Astaga kukira mereka anak baik-baik pikirku, inilah waktu yng kutunggu-tungu dari tadi. Ternyata persyaratan Deva adalah meminta sejumlah uang padaku. Kesempatan inipun tak boleh kulewatkan. Akupun tersenyum lebar dan jantungku semakin berdegup kencang. Tiba-tib aku tersadar dengan suatu hal,
“ Oh iya maaf yah sebelumny Deva dn Devi, kaliankan memakai jilbab kenapa kalian mau nemenin om” tanyaku pada mereka.
“ ouwhhhh gini om, kita pakai jilbab tuh karen ini ketentuan wajib disekolah om” jawab Deva padaku.
Kemudian aku menyadari segala sesuatunya, sudah menjelang malam hari kedua gadis berjibab ini masih dipusat perbelanjaaan, kenapa mereka bisa memakai barang-barang mahal itu. Pantas saja mereka mudah sekali untuk diajak ngobrol sampai ke hal2 yang nakal, ternyta jilbab hny sebagai kedok saja bukan untuk berhijb.
“ kalau gitu oke deh, yuk kita pergi, tpi om ke atm dulu yaambil uang saku untuk gadis2 cantik om ini” kataku sambil mengedipkan mata yang dijawab dengan sedikit tawa dan tatapan nakal.

Cerita dewasa Waktu itu sekitar jam 6 sore, aku bersama kedua gadis berjilbab ini keluar dari mall dan menuju sebuah atm dibasement mall tersebut. Ternyata basement tersebut agak sepi, hanya berisi mobil2 dan beberapa supir, tukang parkir dan satpam yang sempat memandangku iri, karena aku yang asyik bercanda dengan kedua gadis berjiblab ini.
Atm tersebut ternyata cukup tertutup, dengan ruangan yang cukup besar. Akupun mulai mengakses mesin tersebut sambil berbincang2 dengan kedua gadis berjilbab ini. Sambil memencet tombol2 aku lirik keadaan diluar, tampaknya posisiku cukup tertutup dan tak ada orang yang melihat, ah aku yang sudah tak tahan dari tadi mulai melancarkan aksiku. Kedua gadis berjilbab ini berdiri dikanan kiriku, sambil menunggu mesin atm bekerja, aku tarik kedua tanganku kebelakang lalu Kuremas-remas kedua pantat gadis kembar yang kenyal itu.
“ Ihhhhh om nakal ihh, ini masih dibasement juga om” jawab Deva dan Devi memberi cubitan kecil dipinggangku.
“ Iya deh deh om nakalnya nanti aja deh..hhe” jawabku sambil menarik tanganku dari pantat kedua gadis ini.
Kugapailah pinggang kedua gadis berjilbab ini dan menarik mereka kearah tubuhku, mantap… payudara mereka yang masih tertutup jilbab, sungguh sama kenyal dan nikmatnya.
“ ihhhhhh… Om ini nakal banget yh ternyta ” jawab mereka dengan senyum manja.
Lalu tanganku mulai meraba naik kepunggungnya lalu bergeser masuk keketiak mereka menyelusup kebelakang jilbab mengikuti alur bh mereka dan menggenggam payudara payudara gadis gadis ini yang tidak bersentuhan dengan dadaku.
” Ihhhhh… si ooomm dari tadi bandel banget deh, nggk sabaran banget sihhh” kata Deva sambil kedua gadis ini mencoba melepaskan diri dari genggaman tanganku pada buah dada mereka.
“ Du… duh…, gadis cntik om jangan begitu dong, ini uangnya” kataku ketika setelah mesin atm tersebut mengeluarkan uang beberapa juta rupiah.

Akupun mengambil uang tersebut lalu memperlihatkan uang tersebut kepada mereka, tampaknya kali ini mereka luluh dan mata mereka tampak berbinar2 melihat uang yang cukup banyak tersebut dan mulai tersenyum genit. Akupun dengan nakalnya menyampirkan jilbab Deva dan Devi kepundaknya lalu membuka 3 buah kancing paling, dan kulihat yang daritadi membuat penisku sangat keras, empat buah payudara gadis smu yang sangat menggemaskan terbungkus bra yang sangat sexy dengan jilbab yang menutupi kepala mereka, akupun menyelipkan beberapa lembar ratusan ribu rupiah kedalam bra mereka sambil merasakan kenyalnya payudara mereka lalu aku lanjutkan dengan meremas2 payudara montok kedua gadis ini.
“ Payudara Deva lebih besar sedikit daripada punya Devi ya? tapi sama nikmatnya kog. Tapi kalian sama-sama cantik, om udah nggk kuat nih…hhe. Ini uangnya dp dulu yah nanti kalo udah selese nemenin om, semua uang ini boleh buwat bkalian” kataku dengan penuh nafsu yang membara.
.
Merekapun hanya tersenyum genit sambil keenakan menikmati remasan demi remasan dan plintiran pada payudara dan putting mereka. Tanpa disadari ada orang mengetuk pintu atm. Kami bertigapun kaget bukan kepalang, aku baru menyadari ada orang antri menunggu dari tadi. Akupun segera menarik kedua tanganku dari payudara mereka, gita dan ginapun kaget luar biasa dan langsung mengancingkan kembali baju mereka dan menjulurkan jilbab mereka untuk menutupi buah dada montoknya.
“ Ihhhh si om, untung nggak dibuka semuanya, kan malu om kalau kelihata sama orangt-orang” kata Devi
“ Iya.. iya… om minta maaf deh, habis om udah nggak kuat nih, kita cari tempat yuk nanti disambung lagi” kataku
“ hahhaha, ya psti dong om udh nggk kut, kitakan cantik-cantik , jadi om nggak kuat deh” kata Deva dan disambut tawa mereka.
“ Iya deh kalian cantik, yaudah yuk, tapi gandeng tangan om ya” bisikku manja kekeduanya kamipun keluar dari kotak atm yang sudah ditunggu 3 orang yang mengantri dari tadi.
Mereka yang menunggu diantrian tampak kesal namun agak kaget ketika melihat seorang lelaki digandeng dua orang gadis SMA kembar yang masih segar dan berjilbab.

Cerita dewasa Bodo amat pikirku, biarin ajah, emang gua pikirin, akupun menarik kedua daun muda yang sungguh menggemaskan ini kesudut lapangan parkir tempat mobilku berada yang jauh dari tempat tunggu supir dan satpam. Sambil berjalan kedua lengan atasku merasakan lembutnya bagian luar buah dada gina dan gita yang terus bersenggolan dengan tanganku yang mereka rangkul. Aduh sungguh nikmat rasanya, batang penisku semakin tak kuat ingin segera menikmati kedua gadis kembar ini. Gedung parkir di mall ini hanya setengah mobil kebawah yang tertutupi tembok, selebihnya hanya ditutupi oleh kawat2 besi sehingga walaupun gelap namun samar2 bisa terlihat dari luar gedung parkir. Ide gilapun muncul dikepalaku aku akan menikmati kedua gadis berjilbab ini ditempat terbuka sebelum nanti kutelanjangi, kumandikan dan kusabuni setiap inci tubuh mereka dirumahku nanti. Setelah sampai disudut tempat mobilku diparkir akupun mendorong perlahan kedua gadis berjilbab ini hingga bersandar ditembok dengan kedua tanganku menekan sebuah payudara mereka.
“ Gadis-gadis om yang cantik, kita main disini dulu yuk, kan gelap nggak ada orang, om udah nggak tahan nih, nanti uang jajannya om tambah deh, tapi nanti malem main kerumah om dulu kita main2 lagi, besok pagi baru om anter kesekolah, gimana?” ajaku pad mereka.
Merekpun saling berpandangan lalu salah satunya mengangguk,
“ Ok deh om tapi ati-ati yah kalo ada orang, kan malu om diliatin orang” ujar merek.

Akupun tersenyum dan tanpa basa basi langsung kusampirkan jilbab mereka. kubukalah kancing2 bajunya dan kubuka seragam sekolah mereka, dan langsung kulepas bra mereka, kulemparkan bra mereka kejok belakang mobilku lalu kupakaikan kembali baju seragam mereka tanpa kukancingi lagi, sungguh indah tubuh saudara kembar ini. Dengan jilbab putih yang masih mereka kenakan dan payudara yang putih dan empat buah putting berwarna coklat yang kecil sungguh indah sekali, akupun tak mampu menahan nafsuku, segera kumainkan empat buah payudara gadis kembar ini bergantian, dari remasan, plintiran pada puting2 payudara mereka hingga hisapan hisapan dan gigitan2 kecil membuat mereka menggelinjang mendesah menikmati permainanku. Lalu kuhentikan permainanku, kuperintahkan kedua gadis ini untuk mengangkat kedua roknya perlahan. Pelan2 kulihat kaki mungil mereka yang dibungkus sepatu dan kaus kaki menutup betis mereka, lutut, dan aww, paha paha yang putih dan mulus lalu kemaluan yang masih tertutup celana dalam putih yang tipis. Aku sungguh tak kuat, langsung kutarik turun celana dalam mereka dan kupandangi vagina Mereka yang kecil karena umur mereka yang masih 16 tahun. Kuambil celana dalam mereka dan kulemparkan ke jok belakang mobil. Lalu kututup pintu mobilku.
“ Kok kita nggak maen dimobil om, kalau disini takut ada yang ngeliat om” kata Devi khawatir dengan keadaanya yang berjilbab namun baju seragam yang terbuka yang memperlihatkan dua buah payudaranya yang menggantung sambil mengangkat rok sampai pinggang yang memperlihatkan vaginanya.
“ Udah bnggk usah takut, nggak papa Vi, nanti kamu bakalan tau kalau jauh lebih nikmat rasanya kalo ditempat begini ” kataku sambil menarik kedua gadis itu dan kusuruh duduk dikap depan mobilku yang posisinya didinding lapangan parkir, yang hanya tertutup jeruji2 besi dan tampak dari luar samar2.
“ Ihhhh malu tau om ” jawab Devi sambil duduk dan menutup rok dan bajunya sambil melipat tangan didadanya.

Tampak didepanku dua orang gadis kembar berjilbab yang siap kunikmati beberapa saat lagi, disebuah gedung parkir, dan gilanya lagi walaupun agak gelap tapi pasti secara samar2 terlihat dari jalan raya diluar gedung. Tanpa memperdulikan ucapan gita akupun menarik kepala kedua gadis berjilbab ini dan mencium bibir merkea bersamaan, ah nikmat rasanya saat mencium mereka bersamaan.

Cerita dewasa Tampaknya mereka menyukainya, lalu tanpa basa basi kuangkat rok sekolah Deva dan kujilat2 vaginanya, juga tangan kananku masuk kedalam rok diantara kaki Devi dan mengelitik vagina dan klitorisnya sambil aku memuaskan kakaknya. Kedua gadis berjilbab ini hanya bisa menggelinjang dan mendesah pelan, perlahan nafsu mulai merasuki keduanya yang tampaknya sudah tak malu lagi dan mulai meremas remas payudara mereka sendiri. Kurasakan cairan mulai membasahi vagina kedua saudara kembar ini.

Akupun semakin tak tahan, langsung kubuka celanaku dan mengeluarkan penisku dan kumasukkan kedalam vagina gina sambil terus mengaduk2 vagina Devi dengan 3 buah jariku. Ahh penisku serasa dipijit2 didalam vaginanya. Walaupun sempit tapi ketika mulai kusodok pelan2 serasa tak ada yang menghalangi, ternyata Deva sudah tidak perawan lagi, begitu juga dengan Devi yang sedari tadi pasrah penuh kenikmatan dengan tiga buah jariku divaginanya. Akupun dengan cepat memajumundurkan penisku didalam vagina Deva bergantian dengan Devi. Wajah mereka yang terbungkus jilbab sungguh tampak menggemaskan membuatku semakin bernafsu meremas2 payudara2 mereka.

Aku memerintahkan kedua saudara ini untuk menunduk dan bertumpu pada terali2 besi gedung parkir. Kuangkat rok panjang mereka dan kulipat dan kuselipkan dipinggang mereka, sehingga dengan bebasnya aku bisa melihat pantat, vagina dan bagian kaki gadis gadis ini.Mungkin kedua gadis kembar ini belum orgasme mereka tampak mau melakukan apa saja asalkan terus kuaduk2 vagina mereka.
Mereka tak malu walaupun samar2 terlihat dari jalan raya didepan gedung parkir ini. Akupun semakin bernafsu dengan menyodokkan penisku kedalam vagina mereka bergantian dari belakang sambil kutarik jilbab mereka yang membuat mereka mendongak keatas sambil menikmati hentakan demi hentakan penisku dilubang vagina mereka secara bergantian. Tak lama kemudian gina merintih2
“ Uhhhhh…. ahhhhh… om remes payudaraku yang keras, terus masukin penisnya cepetan sedikit aku udah nggak tahan mau keluar” ujar Deva padaku.
akupun yang memang penuh nafsu segera menuruti permintaan Deva, kucengkram kedua payudaranya dari belakang, dan kupercepat hentakan penisku jauh lebih dalam kelubang vaginanya.yang membuat gina semakin menjerit2 kecil menikmatinya.
Tiba2 dari jauh kulihat seseorang haltebus yang mengarah kegedung parkir diseberang jalan tampaknya melihat adegan yang kulakukan, dan Deva walaupuan daritadi merem melek menikmati permainanku menyadari ada seseorang yang ikut menikmati tubuhnya dari jauh.
“ Ada orang tuh om dihalte ngeliatin kita, tapi aku udah nggak kuat om dikit lagi mau keluaarr. Ah biarin ajaaaahhh…” jawabnya yang tampak semakin bernafsu karena dilihat orang tersebut.
Akupun semakin bernafsu mempertontonkan adegan mesra ini keorang tersebut yang semakin membuatku terpacu
“ aghhhh…. aghhhh… aghhh ” Deva merintih dan kurasakan vaginanya mengeluarkan cairan yang sangat banyak dan akhirnya Deva terdiam lemas walaupun aku tetap memacu penisku kevaginanya. Akupun menghentikan aksiku.
“ Uhhhhhhhhhhhhhhhhhh… aku udah nggak kuat, om lanjutin sama Devi yah..” katanya dengan tersenyum penuh kepuasan.
“ Iyah nggak papa Deva sayang, tapi kamu disini aja ya temenin om main dengan adikmu ini” kataku sambil menjulurkan rok Devi sehingga menutupi bagian bawah tubuhnya lalu kubalikkan tubuhnya kucium mesra, dan kupandangi adiknya.
“ ihh omm, dari tadi aku dicuekin, kan aku juga udah nggak tahan om pingin disodok vagina aku sama om” katanya dengan cemberut nakal.
Walaupun payudara Devi sedikit lebih kecil dari kakaknya, namun hasrat sexnya jauh melebihi kakaknya,
“ Ayo buruan om, tu orang dihalte depan lagi ngeliatin kita, aku udah nggak tahan, ayo omm cepettt” kata Devi memelas dipenuhi nfsu.

Aduh… duh… ternyata adiknya jauh lebih agresif dan maniak dari kakaknya. Akupun langsung menancapkan penisku kevaginanya dari belakang yang sudah memasang posisi menunduk dengan menumpukan tangannya pada jeruji besi didinding gedung parkir ini.sambil kugenjot vaginanya, kuremas2 payudara kiri Devi dari belakang dengan tangan kiriku sementara tangan kananku kugunakan untuk memeluk Deva sambil mencium bibirnya dan meraba2 payudaranya.tak disangka gita ternyata begitu exebisionis, dalam genjotanku dia melambaikan tangan dan tersenyum genit kepada lelaki yang menatap aksi kita dari tadi.akupun tak peduli terus saja kupermainkan vaginanya.

Tapi lama kelamaan aku bosan dengan posisi ini, kubalikkan tubuh Devi, dan kugendong lalu kududukkan ditepi kap depan mobil jeepku dan kusandarkan Dia berdiri disampingnya, akupun melanjutkan aksiku menancapkan penisku kevagina Devi sambil mencium dan menjilat jilat putting payudaranya bergantian dengan mencium bibir Deva kakaknya, sambil tangan kiriku meremas2 payudara gina.ohhh sungguh berlipat2 rasanya menikmati tubuh dua orang gadis kembar yang masih mengenakan jilbab putih namun 4 buah payudara mereka terbuka bebas dan sedang kujamah, sedangkan vagina gita sedang kunikmati dengan penisku dan vagina gina sesekali kuremas2 dari balik rok yang kuangkat keatas. Tak lama kemudian, Devipun mencapai titik puncaknya,dia menggelinjang dan mendongak keatas sambil memeluk kepalaku diantara dua buah payudaranya dengan erat dan tiba2 tiga kali kurasakan semprotan cairan didalam vaginanya bersamaan dengan semprotan spermaku didalamnya.
“ Aaaghhhhh…. ommmm…. aku mau keluar….ahhhhh” jeritnya… Devapun hanya tersenyum melihat ulah adiknya yang sedang dalam titik puncaknya.

Kamipun bergegas merapihkan diri masing-masing,.
“ Udah rapi semukan kalin, jangan ada yang ketinggaln diparkiran yah, BH sama Cdnya jangan lupa..hhha, yaudah yuk kita belanja, setelah belanja kita nonton juga yuk, nanti kita lanjut lagi dirumah om yah” ajak dan goda genitku pada mereka.
Merekapun hanya tersipu malu. Lalu kedua gadis kembar ini kurangkul dan kuajak kedalam mall sambil dengan nakalnya kuraba payudara mereka yang kali ini dengan mudah kuplintir dari luar pakaian mereka putting yang menonjol dibalik bajunya, namun sengaja ditutupi jilbab mereka agar tak ketahuan, namun buah dada buah dada yang tak disanggah itu tampak lebih menggoda bergoyang goyang dibalik pakaian mereka walaupun sudah ditutupi jilbab, gesekan demi gesekan dan remasan tanganku dipayudara mereka sungguh nikmat, walaupun batang kemaluanku sudah lemas, tapi aku masih ingin menikmati tubuh gadis kembar berjilbab ini. Kamipun masuk kedalam mall, Mereka jalan disampingku dengan biasa2 saja agar tak terlalu menarik perhatian.. kamipun menuju bioskop dilantai atas dan membeli tiket film, tapi sebelum masuk ke bioskop, Devi mengajak kakaknya ketoilet untuk membersihkan sisa2 cairan vagina dan spermaku yang masih membasahi vaginanya
CERITA DEWASA - AKU MENYERAH ,TIDAK KUAT MELAYANI LAGI 
Cerita dewasa Saat itu keadaan rumah memang sepi, cuma aq dan oom Roy saja yg ada di rumah. Papa dan Mama sedang iburan ke Bali dan kakak-kakakkuyg sudah berkeluarga sudah pindah ke lain kota. Pembantu pun tdk ada karena memang saat itu hari lebaran.
Bunyi bel pintu rumah memecah konsentrasiku pada acara tv, dan aq pun sudah menebak kalau itu pasti oom Roy beserta temanya yg ada di luar pintu.
“Malem, Om”
“Malam Susi, ini kenalkan teman Oom Surya”
Teman Oom Roy ternyata adalah seorang keturunan Pakistan-Cina dengan tampang yg notabene diatas rata-rata. Tubuhnya tegap, dadanya bidang dan perawakannya yg lumayan tinggi telah mendapatkan simpatiku.
“Susi, Surya ini jago pijat lho”
“Susi nggak capek kok Oom, jadi kagak usah dipijat” sahutku sambil memasang tampang kesal di depan kedua orang itu.
“Susi, kamu jangan gitu dong sama teman Oom. Dia sengaja Oom undang malam ini untuk memijatmu karena Surya bukan pemijat biasa, dia ahli kecantikan”
Setelah mendengar kata-kata kecantikan yg ternyata cukup ampuh untuk mengubah pikiranku, aq pun setuju untuk dipijat oleh Surya.
“Surya, kamu mandi dulu deh setelah itu giliranku”
Dan selama Surya mandi, Oom Roy menerangkan kepadaku bahwa Surya adalah seorang pemijat professional yg dapat mempercantik pasien-pasien nya, dan kepiawaiannya telah banyak terbukti.
“Oke deh, Oom. Susi mau dipijat oleh Surya dengan syarat nanti malam Oom mau melakukan kegiatan “rutin” kita”
“Iya, Susi, Oom janji”
Setelah selesai mandi, Surya hanya mengenakan celana training sambil bertelanjang dada.
“Surya, kamu mulai saja pijatnya. Aq mandi dulu,” kata Oom Roy.
Dengan tampang masih kesal aq pun menuju ke kamar Oom Roy yg ternyata telah secara diam-diam dipersiapkan untuk pijat malam ini. Kamar itu telah dilengkapi dengan lilin-lilin yg ditata rapi berjajar diseluruh dinding ruangan; tdk lupa juga minyak tradisional untuk keperluan pijat.
Lumayan juga selera Oom Roy, begitu pikirku. Kami pun masuk dan membiarkan pintu sedikit terbuka karena memang tdk ada orang lain lagi di rumah itu yg akan menganggu kegiatan kami. Surya merengkuh pinggangku sambil menuntunku ke tempat tidur Oom Roy yg cukup lebar.
“Susi, saya hanyalah seorang pemijat, dan kalau kamu tdk keberatan, saya akan pijat kamu dalam keadaan bugil”
Surya pun meninggalkan aq memberi aq waktu untuk bersiap-bersiap sementara dia menunggu di luar kamar Oom Roy. Dengan perasaan heran tapi demi memenuhi janji Oom Roy dan membayangkan bahwa aq akan mendapat kepuasan dari Oom Roy malam ini, aq pun cuek saja dan langsung melepaskan semua pakaianku dan mengambil handuk untuk menutupi bagian pinggulku ketika berbaring tengkurap.
Karena menunggu Surya terlalu lama, aq pun tertidur (karena suasana ruangan yg gelap temaram itu juga mendukung kantukku).
Setelah Surya memijatku beberapa lama, tenyata tanpa kusadari Oom Roy yg setelah selesai mandi hanya mengenakan kimono saja, duduk di kursi sambil melihat Surya yg sedang memijatku. Ketika aq terbangun, kurasakan lembutnya tangan Surya memijat-memijat kepalaku dan memang kuakui pijatannya professional sekali. Minyak yg digunakannya juga terasa segar di tubuh dan berbau enak.
Surya mengatur posisi tubuhku yg tengkurap sehingga kedua tanganku direntangkan ke arah samping. Setelah memijat kepalaku, Surya pun memijat leherku dan beranjak ke tanganku yg dimulai dari ujung-ujung jari. Kemudian tak beberapa lama, konsentrasinya beralih ke bagian samping tubuhku yg memang menantang karena tanganku terentang ke samping. Pertama-Pertama dituangkan nya minyak ke bagian samping bahuku sehingga cairan yg dingin menuruni susuku menuju kea rah putingnya memang membuatku tersentak. Karena licinnya minyak itu, kadang-kadang tangannya mengena pentilku, dan itu membuatku semakin terangsang.
Setelah selesai dengan pungguku, Surya pun beralih ke ujung-ujung jari kakiku, dan pelan-pelan naik ke pahaku. Ketika disingkapkannya handuk yg menutupi bagian pinggulku, aq pun mengalami rangsangan yg terasa sangat erotis, mungkin karena dengan begitu aq bisa memamerkan meqiku ke orang yg baru kukenal. Pijitannya di pahaku dilakukkannya tanpa menyentuh meqiku yg sudah mulai basah itu, dan itu membuatku sedikit kecewa.
Cerita dewasa Tetapi hal yg tak kusangka-kusangka terjadi ketika dia mulai sedikit demi sedikit menuangkan minyak ke belahan pantatku, otomatis aq menggelinjang dan meregangkan selangkanganku. Sebelum aq sempat untuk berpikir lebih jauh, Kedua tangannya yg bertumpuk satu sama lain telah mencakup semua meqiku dan memijat-memijat nya. Kedua tangannya masuk lebih dalam untuk memijat perutku sehingga otomatis pergelangan tangannya yg memang penuh minyak itu mengurut-mengurut meqiku dan kelentitku. Perasaan yg kurasakan luar biasa karena gerakan itu sekaligus membuat pusarku geli dan meqiku seperti diusap-diusap.
Pelan namun pasti, Surya membalikkan badanku, dan langsung saja tangannya menuju ke payudaraku dengan pentil-pentil nya yg sudah mencuat tanda aq memang sudah terangsang hebat. Gerakan tangannya yg berputar-berputar itu ternyata tdk menyentuh pentilku sama sekali, dan itu membuatku semakin memajukan dadaku ke arahnya berharap agar Surya segera menyentil puncaknya yg sudah tdk dapat menunggu lebih lama lagi untuk disentuh. Surya pun tersenyum karena aq yakin bahwa dia pun tahu kalau aq ingin pentilku disentuhnya. Tak lama kemudian, harapanku menjadi kenyataan, tetapi bukan dengan jari-jari nya, Surya meletakkan telapak tangannya yg sudah licin itu tepat diatas kedua pentilku.
Dengan gerakan memutar-memutar, Surya “memijit” pentilku, semakin lama gerakannya semakin cepat dan semakin menekan susuku. Dengan berakhirnya gerakan itu pula aq melepaskan eranganku yg pertama tanda aq mencapai orgasmku yg pertama. Bukannya menghentikannya, Surya malahan menyentil-menyentil pentilku dengan ujung-ujung jarinya, dan setelah pentilku menjadi keras kembali, Surya memasang alat perangsang berbentuk lingkaran di kedua pentilku. Ternyata alat itu dapat membuatku terangsang terus-menerus terlebih ketika aq bergerak-bergerak, terasa alat yg seperti cincin itu memberikan kegelian yg sangat di ujung pentilku sehingga kedua puncak itu tetap mencuat keras.
Pelan namun pasti, pijatannya beralih kea rah perutku dan Surya mulai menjilat-menjilat pusarku yg ternyata amat merangsang birahiku. Kembali kurasakan cairan hangat mengalir melalui meqiku yg pasti telah berkilat-berkilat karena banyaknya lendir yg keluar. Lama kelamaan, pijatannya turun ke bagian dibawah pusar dengan gerakan memutar, dan gerakan itu menambah banyaknya cairan yg keluar sampai akhirnya aq mencapai orgasme yg kedua. Betapa hebatnya pijatan-pijatan Surya ini yg ternyata tanpa disetubuhi pun aq bisa mendapatkan orgasme sampe dua kali.
Ketika aq belum reda dengan orgasmeku yg kedua kalinya, Surya membuka selangkanganku lebar-lebar dan merekahkan kedua bibir meqiku dengan tangan kirinya. Kemudian dengan telapak tangan kanannya (ke empat jari-jarinya), dia mulai menepuk-menepuk pussyku yg terpampang lebar di depannya. Gerakan-Gerakan itu bermula dengan pelan, dan setiap kali “tamparan” nya mengenai bibirku yg sudah basah itu, aq tersentak-tersentak antara rasa kaget dan erotis.
Akhirnya, pukulan-pukulan kecil itu bertambah keras dan cepat seiring dengan aq mendapatkan sensasi yg luar biasa di rondeku yg ketiga. Aq orgasme hebat diselingi erangan-erangan ketika tamparannya mengenai meqiku dengan cairan kentalnya yg mengalir deras sampai ke bongkahan pantatku.
Kemudian Surya memasangkan suatu alat yg aneh sekali di pinggangku, berupa sabuk dengan k0ntol buatan yg berukuran sedang dengan permukaannya yg dipenuhi tonjolan-tonjolan yg tdk sama besarnya maupun tingginya. Keseluruhan alat itu berbentuk seperti ikat pinggang dengan celana dalam yg dilengkapi dengan k0ntol mencuat kea rah dalam. Setelah agak reda, Surya memberiku segelas air putih sambil menunggu sampai aq agak tenang kembali, dan pelan-pelan memasukkan k0ntol itu ke dalam lubang meqiku dan memasangkan strap-strapnya ke pinggangku. Surya juga mengganjal pinggangku dengan tumpukan bantal sehingga k0ntol itu yg telah dilumuri lubricant, dapat dengan mudah masuk ke lubang meqiku.
Cerita dewasa Alat yg aneh itu ternyata memiliki remote control yg tdk terhubung dengan kabel sehingga tdk merepotkan pemakainya. Setelah dirasanya cukup siap, Surya melebarkan kakiku dengan meqiku yg telah tertancap k0ntol palsu itu. Kemudian, dia menekan tombol di remote control yg ternyata menyebabkan alat itu bergerak memutar pelan-pelan seakan-seakan menggaruk rahimku. Dan oleh gerakan itu, maka seluruh dinding rahimku kegelian.
“Argh, argh, hmph hmph..”
“Enak kan, Susi?”
“Oh, alat biadab, oh, oh, oh”
Di tengah-tengah permainan itu, Surya menambah getaran-getaran kecil di alat itu sehingga aq merasa melambung dibuatnya. Alat itu ternyata dapat pula mengeluarkan cairan dari bagian ujungnya, sehingga rahimku terasa disemprot-disemprot oleh cairan yg seolah-seolah terasa seperti cairan air mani.
“Oh, oh, Surya, Susi sudah mau keluar”
Dan seketika itu Surya menghentikan alat itu, dan tampak sekali di wajahku rasa kecewa yg amat sangat.
“Please Surya, Susi mau, Susi nggak tahan Surya, gerak-gerak in lagi Surya”
Bukannya menurutiku, Surya hanya senyum-senyum sendiri melihatku, dan aq pun tdk tahan akhirnya hanya memegang-memegang kelentitku saja. Tiba-Tiba Surya mengulurkan tangannya, dan mengajakku untuk berdiri.
“Aq akan turuti permintaanmu jika kamu mau melakukan syaratnya”
“Please, Surya apa aja akan aq lakuin”
“Kamu harus berjalan-berjalan di luar kamar ini dengan alat itu”
“Siapa takut, tapi please Surya, sudah tanggung tadi”
Karena cincin yg masih terpasang di pentil-pentil ku bergoyang-bergoyang setiap kali aq bergerak, maka aq pun mulai terangsang lagi. Kemudian aq pun melangkah keluar kamar dan mulai berjalan-berjalan. Tiba-Tiba kurasakan alat itu kembali beroperasi mengorek-mengorek isi rahimku, kakiku pun menjadi lemas karena sensasi yg kurasakan lebih hebat dengan posisi tubuhku yg berubah-berubah dan kedua kaki ku yg tetap kupaksakan melangkah menambah rangsangan di kelentitku dan meqiku.
“Surya, Susi tdk kuat berjalan lagi, oh please” sambil berjalan terseok-terseok aq pun merintih-merintih.
“Ayo kamu teruskan atau alat itu kuhentikan”
Akhirnya aq hanya dapat menuruti kemauan Surya untuk terus berjalan-berjalan dengan alat yg semakin dasyat mengorek-mengorek rahimku dengan tonjolan-tonjolan nya itu. Ketika aq mencapai orgasmeku, Aq pun terjatuh lemas di sofa.
Cerita dewasa  kemudian, Surya menghentikan alat itu tepat ketika aq mencapai orgasmeku dan dengan hati-hati dia membereskan alat itu melepaskan nya dari pinggangku. Aq pun terkulai lemah untuk beberapa saat sebelum Surya akhirnya membopongku ke dalam kamar Oom Roy dan merentangkan kedua pahaku untuk siap dimainkan oleh k0ntol asli milik Oom Roy yg sudah berdiri tegak mencuat itu.
“Thank you banget, Surya, aq sangat menikmati permainan ini. Sekarang kamu boleh pulang,” kata Oom Sam sambil memberi Surya sejumlah uang.
“Oom, Susi sudah nggak kuat lagi Oom,” dengan tampangku yg sudah pasrah demi melihat kemaluan Oom Roy yg sudah berdiri.
“Oom hanya memenuhi janji Oom, Susi”
Malam itu, akhirnya aq tertidur kecapaian setelah mendapatkan empat kali orgasme lagi dengan Oom Roy dari berbagai posisi. Keesokan harinya, aq terbangun dengan posisiku yg mengangkang lebar menantang.



CERITA DEWASA AKU DI JADIKAN TARUHAN SEX 

Cerita dewasa Sebut saja namaku Danang, Pada hari sabtu sekitar pukul 10.0 WIB, aku telah duduk di sebuah restoran Fast food yang cukup terkebal di Jakarta. Ketika itu aku sengaja duduk didekat kaca dapat agar dapat melihat susana di luar sana. Ketika aku sedang melihat keramaian di sekitar restoran Fast food itu, aku melihat sesosok wanita berjalan dengan buru-buru, dalam hati aku berkata ( kayaknya Gue kenal tu cewek deh).
Setelah aku meingat-ingat, akhirnya aku ingat juga, itukan Mba’ Diah wanita pijat di tempat Pijat++ seberang restoran ini. Saat itu aku mulai melihat jam tanganku, tidak terasa jam sudah menunjukan menunjukkan pukul 11.00 WIB. Pantas saja banyak wanita yang wanita pijat yang sudah mulai berdatangan. Tidak lama ada sebuah sepeda motor berpenumpang yang datang.
Saat itu penumpangnya turun tepat di belakang parkiran mobilku yang saat itu aku parkir di seberang restoran tempat aku makan. Aku melihat wanita itu turun dan memberikan uang kepada pengendara motor tadi. Nampaknya wanita itu aku juga kenal, setelah aku mengingat-ingat lagi ternyata benar aku kenal, wanita yang barusan adalah Mba’ Rosa salah satu receptionis panti Pijat++ itu.
Oh iya aku lupa memberitakuan kalau aku adalah salah satu pelanggan Pijat++ di panti pijat X itu, maka jangan heran kalau aku hampir menegenal semua tukang pijat dan sebagian pegawai disitu. Mungkin tidak usah aku sebutkan satu-persatu nama wanita pijat yang datang hari itu, karena banyak sekali hari itu yang aku lihat dan aku kenal. Selang beberapa waktu mulailah penuh parkiran di sekitar Pijat++ itu.
Kini nampaklah roda kehidupan Pijat++ itu mulai berputar. Tanpa terasa hari semakin siang, kini suasana restoran mulai ramai oleh tamu yang bergantian keluar masuk. Saat itu makanan yang aku makan telah habis, walaupun makananku sudah habis tidak sedetikpun aku mengalihakan pandanganku dari arah sekitar parkiran mobilku dimana tempat itu adalah tempat para wanita pijat itu turun dari kendaraan dan akan menuju tempat kerjanya, yaitu tempat Pijat++. Alasan para wanita Pijat++ turun disana, karena mungkin saja mereka malu dengan profesinya.
Karena tempat turun wanita pijat itu tadi jaraknya kira-kira 50 Meter dari tempat kerja mereka. Menit demi menit berlaku dan para wanita pijat masih saja berdatangan. Para wanita itu rata-rata masih muda dan menggemaskan sekali, selain itu mereka juga mengenakan pakaian yang ketat dan bawahan minim khas wanita Pijat++. Saat itu masih aku masih berada di restoran.

cerita dewasa Karena hari semakin siang aku melihat saat jam tanganku lagi, saat itu waktu menunjukan pukul 14.00 WIB. Biasanya pada jam-jam ini bintang Pijat++ itu baru datang. Tidak lama setelah itu ternyata benar perkiraanku, nampaklah ada seorang wanita yang keluar dari taxi sembari telefon, saat itu terlihat samar-samar karena masih tertutup oleh taxi.
Ketika taxi itu pergi, aku baru tahu bahwa itu Shella salah satu bintang atau tukang pijat cantik dan terlaris di Pijat++ itu. Panti pijat X ini hukanlah panti pijat++ pinggiran, namun Panti Pjat++ ini tempat pijat yang meyediakan wanita pijat yang highclass dan ruangan pijat yang lumayan elit. Selang beberapa menit mataku tertuju pada seorang wanita berpakaian ketat berwarna merah cerah keluar dari taxi.
Saat itu aku terus memandangi, karena wanita itu napak asing bagiku dan membuat aku penasaran. Begitu taxi pergi ternyata dia juga berjalan menuju ke panti Pijat++ itu. dalam hati bertanya-tanya, siapa ya dia? Apa jangan-jangan wanita itu adalah wanita pijat++ baru. Rasa penasaranpun menyelimuti pikiranku, dan rasa itu birahiku mulai bergejlak.
Kalau aku tafsirkan sih wanita itu berumur sekitar 28 tahuna. Walaupun dia termasuk agak dewasa dibandingkan orang-orang baru di panti pijat itu, namun aku penasaran sekali dengan wanita itu. karena jika aku lihat dari kejauhan dia nampak cantik dan mempunyai body yang sintal dan montok. Namun sekilas ketika aku melihat bagian perutnya, nampak dia seperti wanita hamil.
Hal itu membuatku makin penasaran saja, masak iya sih wanita hamil bekerja di Pijat++. Karena aku penasaran maka aku langsung menelefon panti nomer handphone Mba’ Rosata dari restoran itu,
“ Hallo selamat siang Pak Danang ”, , terdengar suara Rosa receptionis yang aku kenal.
“ Iya selamat siang Mba’ Rosa ”, jawabku.
“ Wah Pak Budi, apa kabar pak ? dan ada apa yah menelefon saya ?? Pak Danang Mau booking yah? ”, ucapnya.
“ Hhe.. Mba’ tahu aja deh, Oh iya Mba’ Rosa, yang barusan baru masuk memakai baju merah siapa sih ? ”, ucapku.
“ Baju merah? Oh itu Mba’ Nisa Pak, Kenapa memang Pak ”, ucapnya.
“ Kayaknya dia orang baru yah dan dia juga sedang hamil ya Mba’ ? ”, ucapku penasaran.
“ Iya Pak, memang rosa sedang hamil. Oh iya ngomong-ngomong kog bapak tahu sih, memangnya bapak dimana ini ”, ucapnya berbalik tanya kepadaku.
“ Saya lagi direstoan sebrang Panti pijat Mba’, sebelumnya sorry ya Mba’ karena aku banyak tanya.
“ Oh nggak papa kog Pak, lagiankan bapak pelanggan setia Panti Pijat ini, hhe ”, ucapnya.
“ Hhe, maksih ya Mba’. Oh iya Mba’ kalau hamil, berarti Nisa cuma pijat aja dong Mba’ ? ”, ucapku lagi.
“ Hemmm… kalau udah di dalam kamar siapa yang tahu pak, hhe…? ”, ucapnya enteng.
Saat itu aku berfikir, benar juga juga yah omongan Rosa, lalu,
“ Ngomong-ngomong sudah ada yang booking belum tuh si Nisa ? ”, ucapku.
Aku menayakan seperti itu karena aku ingin mencoba dipijat wanita hamil, dan siapa tahu aku bisa ngentot sama dia, kan enak tuh pijat++ sama wanita hamil, hhe,
“ Tenang Pak, belum ada yang Booking kog Pak, Bapak mau Booking Nisa Pak ? ”, ucapnya.
“ Iya nih Mba’ ”, jawabku singkat.
“ Mau Booking jam berapa Pak ? ”, ucapnya.
Saat itu berfikir sejenak, karena aku tahu dia baru sampai, aku berfikir dia butuh istirahat untuk menghela nafas. Kayaknya setengah jam cukup deh istirahatnya. Kemudian,
“ Yaudah jam 3 aja deh Mba’ ”, jawabku.
“ Baiklah Pak, saya tunggu kedatangnya Pak, terima kasih Pak Danang ”, ucap Rosa.
Singkat cerita, kini akupun sudah sudah berada didalam ruangan pijat, dan posisiku sekrang sudah telanjang dada, tak bercelana dan hanya menggunakan celana dalam saja. Saat itu aku berposisi tidur tengkurap menghadap tembok di kamar lantai 3 ukuran 3×3 meter persegi. Tidak lama setelah itu tidak lama pintu kamar-pun terbuka dan ditutup kembali,
“ Selamat siang Pak, Saya Nisa yang akan melayani bapak ”, ucapnya menyambutku.
“ Siang juga Mba’ ”, jawabku sambil menolehkan muka ke arahnya, tetapi tetap tidur telungkup.
“ Mau minum apa? ”, ucapnya, sambil meletakkan barang bawaannya, handuk, sabun, seprei, dan cairan pelicin untuk pijat di atas satu-satunya sofa yang ada di ruang itu.
“ Air mineral nggak dingin ”, jawabku.
Lalu dia-pun keluar dan tidak lama kemudia dia membawa pesananku. Saat itu dia tidak menanyakan pijat berapa jam, karena pada saat itu aku berada di ruang VVIP yang mempunyai waktu minimal satu setengah jam. Terdengar dia melepaskan seragam dinasnya (padahal suhu ruang cukup dingin). Menutupkan selembar handuk ke punggungku mulai leher hingga pantat.
Aku fikir aku tidak perlu menceritakan tahapan-tahapan pijat, langsung ke inti ceritanya saja. Lanjut,
“ Sebentar ya pak, mau ke toilet ”, ucapnya meminta ijin.
“ Ya Mba’ ”, jawabku singkat.
5 menit kemudian diapun kembali dan dia mulai memijat lagi. Mungkin dia tadi terlalu lama berdiri saat memijat, sehingga dia naik ke tempat tidur dan memijat kaki sebelahku yang belum disentuhnya dari tadi. Selanjutnya dengan mengangkang dia memijat punggungku. Terasa pahanya dibungkus dengan celana ketat, saat bersentuhan dengan pahaku,
“ Kamu nggak pernah diisengin sama tamu, Mba’? ”, ucapku.
“ Itu sih sering pak, santapan setiap hari! ”, ucapnya.
“ Yang paling nyebelin seperti apa Mba’? ”, ucapku.
“ Belum lama ini ada tamu, saat lagi nafsu dia bilang. Mba’ ngentot yuk? Lalu aku jawab aja, sama siapa pak? dia jawab ya sama kamu, terus aku jawab lagi Pak, kirain sama kambing, hhe… gitu pak ceritanya ”, ucapnya panjang lebar menjelaskan.

Cerita dewasa Saat itu aku sekilas teringat dengan kata-kata temanku. Mungkin ada benarnya kata temanku, dia mengatakan bahwa kelemahan wanita itu ada di telinga. Dalam arti kelemahan ditelinga adalah, kalau seorang wanita disanjung, diajak bicara yang indah-indah, pasti wanita manapu akan luluh dengan kitta. Jadi pesan bagi para pembaca dari saya, bicaralah yang baik dengan wanita manapun dan siapapun wanita itu.
Saya jamin jika kita bersikap seperti itu, para wanita pasti akan memberikan apapun yang kita minta. Buktinya saya sendiri, saya sudah menahklukan wanita manapun dengan cara itu. Lanjut,
“ Maaf pak, saya tinggal ke toilet lagi ”, ijinnya.
“ Ya Mba’ santai aja kalau sama saya, hhe ”, jawabku.
Tidak lama kemudian dia-pun meneruskan pijatan yang belum selesai. Setelah menyelesaikan pijatan tadi, dia berkata,
“ Pakai krim nggak pak? ”, ucapnya.
“ he em ”, ucapku.
“ Maaf pak ya Pak ”, ucapnya sambil menurunkan celana dalamku sampai bawah pantatku lalu dia menutup dengan handuk. Kemudian,
“ Tolong dilepas aja Mba’ celana dalam saya biar nggak menggangu pijatnya ”, ucapku.
Tanpa kata dia-pun menarik handuk dan melepaskan celana dalamku. Kini posisikupun telanjang deh sekarang. Dia mulai meratakan krim di seluruh permukaan kulit kakiku, dan mulai memijit, dan beberapa menit kemudian,
“ Sebentar ya pak, mau ke toilet lagi ”, ijinnya untuk ke tiga kalinya.
“ Ya Mba’ ”, jawabku singkat, tanpa protes, karena aku memaklumi, karena saat hamil kandung kemih tertekan oleh kandungan, atau ada yang lain yang aku nggak tahu.
“ Yah beginlah pak kalau kondisinya seperti ini ”, ucapnya saat masuk ke kamar.
“ Aku maklum kog Mba’ ”, jawabku.
Dia mulai memijat kaki satunya lagi. Setelah selesai dia mengeringkan krim dengan handuk, karena kakiku cukup banyak bulunya dia menaburi bedak bayi diseluruh permukaan ke dua kaki (kalau dilihat nggak ubahnya seperti bayi yang habis mandi terus dibedaki), sehingga minyaknya bergabung dengan bedak, kemudian di gosok dengan handuk satunya lagi, hasilnya lumayan kering.
Kemudian dia naik ke tempat tidur (biasanya wanita pijat bisa melakukannya dengan berdiri, mungkin karena beratnya menahan perut sehingga lebih baik sambil duduk di tempat tidur guna mengistirahatkan kedua kakinya). Wanita lagi hamil mana ada yang pakai rok mini, biasanya selalu serba longgar Kan, kecuali wanita yang saat ini ada di atas pantatku.
Karena nggak ada tempat lagi untuk duduk, akhirnya dia mengangkangiku sehingga dia menduduki pantatku (asli hlo, duduk plek, soalnya berat banget) dengan berlapiskan handuk dan mulai mengolesi krim. Saat sebelah kakinya diangkat untuk mengangkang terasa pahaku bergesekan dengan paha bagian dalamnya yang licin dan dingin. Tetapi anehnya kog sudah nggak pakai celana ketatnya lagi.
Setelah punggung rata dengan krim dia mulai memijat. Posisi memijat adalah maju mundur, mulai dari pinggangku ke arah pundak. Karena gaya pijat dan tumpuan duduknya pada tempat yang tidak rata walaupun dilapisi oleh handuk, lama kelamaan dia bergeser tepatnya terpeleset ke arah pangkal paha; Kan ada sedikit bekas krim serta berat tubuhnya yang lumayan berat.
Dia mengembalikan posisi duduknya ke pantatku lagi. Akan tetapi tanpa handuk hanya beralaskan roknya. Sewaktu gaya maju; saat mengurut dari pinggang ke arah pundak, dia terpeleset lagi. Sewaktu mengembalikan pantatnya ke pantatku sudah tanpa handuk, sebab irama pijatannya sudah agak cepat, jadi kalau sebentar-sebentar ngurusin handuk nggak selesai-selesai mijatnya.
Semakin cepat pijatannya, yang aku rasakan bukan punggungku lagi, akan tetapi di pantatku ada sesuatu yang sangat kasar. Ternyata roknya sudah tidak menjadi alas untuk duduk. Iseng, aku menoleh ke belakang bawah,
“ Sudah nggak usah lihat-lihat ”, Ucap Nisa.
Saat itu sekilas aku dapat melihat dia jongkok dengan roknya sudah di pinggang sementara di atas pantatku ada daging yang cukup tebal tanpa bulu (dicukur) nggak seperti bagasi mobilku, lebih tepatnya nonong. Pantes pahanya kog licin, nggak pakai celana. Aku-pun mengikuti perintahnya, lalu,
“ Kenapa kog nggak pakai cd sih? Kamu Kan lagi hamil ”, ucapku.
“ Habis capek tiap pipis harus melorotin celana ketat. Tadi sewaktu keluar yang ke tiga udah kebelet banget jadi pas masuk nggak ketahan keluar. Yah sudah basah, mau pakai cadangan ada di lemari bawah, naik turun kan capek mas. Tadi pipis pertama aja udah nggak bisa jongkok ”, ucapnya panjang lebar.
Perhatikan, panggilan sudah berubah. Artinya dia sudah mulai mengenal. Pantes saat kontak dengan pahanya terasa dingin kemungkinan dari air saat membasuh setelah pipis,
“ Memangnya kenapa? Kan ada toliet jongkok ”, ucapku.
“ Toliet Kan jorok mas bekas orang banyak, jadi pipisnya sambil berdiri tetapi kakinya dibuka lebar biar nggak kena ”, ucapnya.
“ Kamu nggak takut kerja tanpa cd? ”, ucapku.
“ Aku tadi diberi tahu sama Mba’ Rosa, kalau Bapak orangnya nggak reseh ”, ucapnya.
Belum tahu dia, ucapku dalam hati. Mungkin pergantian panggilan tadi berubah setelah ada sekilas info dari Mba’ Rosa. Setelah selesai memijat punggung, dia mulai mengeringkan krim dengan cara seperti tadi,
“ Pak balikan badan ya ”, ucapnya. Aku segera membalikkan badanku, sambil kulihat wajahnya, dia tidak melihatku, tetapi melihat kejantananku yang masih ‘bobo siang’ sambil menutupnya dengan handuk kecil.
“ Kog dicukur Pak ? ”, ucapnya setelah melihat burung-tanpa bulu-ku.
“ Kamu sendiri kenapa kog dicukur? ”, ucapku.
“ Kalau ditanya dijawab dulu dong Pak! ”, ucapnya.
“ Yah biar bersih aja ”, jawabku.
“ Apa nggak geli Pak dicukur gitu? ”, ucapnya.
“ Eh, kamu nanya terus kapan ucapnya? ”, ucapku.
Dianya tersenyum. Bibir bagian bawahnya (yang di wajah yah) lumayan tebal ada belahan di bagian tengahnya. Bibirnya dibalut pewarna berwarna pink, kontras dengan kulit putihnya. Matanya bulat sekali,
“ Yah biar bersih juga. Nanti kalau sewaktu-waktu melahirkan, nggak buru-buru mencukurnya. Mas aku ke toilet dulu yah? ”, ucapnya sembari ijin yang ke empat kalinya.
Kalau melihat posisi kandungannya sih udah di bawah, nampak sudah waktunya. Dia masuk ke kamar, dan naik ke atas tempat tidur, meminggirkan ke dua kakiku, sehingga bisa duduk di pinggi tempat tidur,
“ Berapa usia kandunganmu? ”, ucapku.
“ Tujuh bulan lewat, mas ”, ucapnya.
“ Suamimu kog tega, udah seperti ini kog masih disuruh kerja ”, ucapku.
“ Lebih tega lagi mas, dia tidak mengakui ini hasilnya, dan pergi begitu saja ”, ucapnya sambil menunduk dan terus memijat.
“ Kog nggak di batalin aja? ”, ucapku lagi.
“ Biarin deh mas, umurku sudah semakin tua, nanti nggak ada yang ngurus aku. Biarin deh aku usahakan sendiri ”, ucapnya kalem bersamaan dengan selesainya mengeringkan salah satu kaki.
Setelah kering dia menggosok betisku yang berbulu dengan handuk, kemudian mengangkangi kakiku tadi dan menggosok pahaku dengan handuk, dan terasa bulu betisku terasa beradu dengan sesuatu yang kasar. Aku pura-pura nggak tahu dan kuperhatikan wajahnya tidak berubah sedikitpun. Perubahan terjadi di balik handuk yang menutupi kejantananku, seperti ada yang sedang mendirikan tenda.
Dia memijat kakiku yang sebelah. Perlakuan yang sama dengan kakiku yang sebelah tadi. Juga acara gesek-menggesek, sehingga makin sempurnalah rubuhnya tenda. Yah, dalam posisi terlentang kalau lagi konak nggak mungkin tegak sembilan puluh derajat, yang ada juga posisi jam sepuluh kurang sepuluh menit. Setelah selesai dengan kaki, diturunkan handuk kecil hingga menutupi kejantananku saja dan,
“ Perutnya dipijat mas? ”, ucapnya.
“ Terserah Mba’ aja deh ”, jawabku.
Saat itu Repot juga dia akan memijatnya, kalau sambil berdiri dia akan capek kalau dari samping membutuhkan tenaga yang lumayan banyak untuk menekan badanku. Yah terpaksa dia mengangkangi kejantananku yang hanya dilapisi handuk kecil. Mulai memijat dari arah perut ke atas melebar ke sekitar pundak. Perlahan-lahan, semakin lama irama agak dipercepat.
Aku nggak tahu apakah percepatannya disebabkan prosedur pijatnya, ataukah ganjalan di kewanitaan-nya yang semakin keras dan berdenyut-denyut. Disengaja atau tidak posisi batang kejantananku berada di sela-sela bibir kewanitaan-nya , hanya dipisahkan oleh handuk,
“ Pak, kata Mba’ Rosa kalau bapak kesini bapak nggak pernah ML kenapa sih? ”, ucapnya.
“ Yang pentingkan puas Mba’, nggak main aja puas kog ”, jawabku.
“ Kalau sekarang aku ingin main sama Bapak gimana ? ”, ucapnya.
Sewaktu berkata demikian, handuk sudah hilang sebagai pembatas. Hilangnya bukan ditarik tetapi terdorong oleh goyangan pantatnya. Jadi antara batangku dan bibirnya melekat,
“ Berapa tips nya Mba’ ? ”, ucapku.

Cerita dewasa Saat itu dia sudah menggoyangkan pinggulnya, kesepakatan belum terjadi pekerjaan sudah dimulai. Sebagai gambaran, bibir bawahnya lumayan tebal dan sudah cukup basah untuk penetrasi, maklum hamil (orang hamil lebih cepat basahnya karena kelenjar yang memproduksi lendir tertekan oleh kandungan. kalau nggak salah hlo soalnya aku bukan dokter sih), Lalu,
“ Seperti yang Bapak berikan saja kepada yang lainya Pak ”, ucapnya.
Wah dilarang dumping harga rupanya di sini,
“ Baiklah jika begitu”, ucapku.
Begitu selesai aku bicara, bersamaan dengan mulai masuknya kejantananku ke dalam kewanitaan-nya . Ups, licin sekali (jadi ingat main bola saat kecil di tanah lapang dari tanah liat, nggak pernah membawa bola jauh. selalu terpeleset apalagi bila bertemu lawan pasti jatuh) tapi agak longgar; mungkin karena tekanan kandungan, dan ada sesuatu yang menyentuh di ujung kejantananku seperti ada benjolan di bagian dalam kewanitaan-nya . Ternyata mulut rahimnya juga sudah turun.
Dia tidak melakukan gerakan naik turun, mungkin sudah terlalu lelah, jadi hanya bergoyang-goyang, tetapi goyanganya semakin lama semakin merunduk, bak padi yang semakin berisi, di kepalanya semakin berat, terdongak ke belakang, sementara pahanya terbuka sangat lebar mengingat perut besarnya. Dia berusaha agar clitoris-nya bergesekan dengan bulu kejantananku yang tumbuh kasar.
Beberapa menit kemudian dia membalikkan badannya tanpa melepas batangku yang tertanam. Sekarang dia menghadap ke kakiku. Gerakan yang sama dia lakukan, tanpa naik turun, tetapi menekan serta menggesek liang dubur-nya yang agak keluar, bukan ambein hlo, tetapi itu tekanan kandungan, sehingga lapisan bagian dalam anus yang lembut tergesek oleh bulu kejantananku.
Dia tidak mengeluarkan suara, tepatnya menahan lenguhannya, agar tak terdengar di luar kamar. Hanya deru nafasnya yang berfrekwensi tinggi, isap-buang-isap-buang, semua dilakukan melalui hidung. Mungkin mulutnya dikunci dengan menggigit bibir bawahnya takut tak sengaja keluar suara. Akhirnya tanganya meremas pergelangan kakiku dan mengedan.
Baca juga Cerita Sex: Permainan Terlarang
Terasa sekali denyutan liang dubur-nya. Tidak berapa lama akupun keluar juga. Dia diam sejenak menikmati semburan air maniku. Setelah selesai, sudah tidak ada semburan dia mengangkat pantatnya, dan saat batangku telepas dari lubangnya, dia berusaha menjepit labia minornya dengan jarinya tetapi tetap aja ada yang berjatuhan air maniku yang agak kental di kewanitaan-nya,
“ Banyak banget sih mas? ”, ucapnya, sambil membersihkan vaginanya yang tembem banget dan nonong, tetapi masih mengangkang di atas kejantananku.
“ Iya udah lama nih nggak dikeluarin ”, jawabku, sambil membersihkan air maniku yang berjatuhan.
“ Kamu suka nyabu? ”, ucapnya, sambil turun dari tempat tidur dengan sangat hati-hati.
“ Suka nyapu rumah, nyapu halaman ”, jawabku sembari tersenyum.
“ Maksudku narkoba ”, ucapnya.
“ Nggak, kenapa sih? ”, ucapku.
“ Pantes. Udah keluar kog nggak mengecil, masih besar dan keras ”, ucapnya.
“ Sok tahu ”, ucapku.
“ Eh iya hlo Pak, aku punya tamu dia habis nyabu sekarang sudah jadi trend pakai narkoba di kamar Pijat++, rasanya setengah mati deh Pak aku ngeluarin pejuhnya ”, ucapnya polos.
Wah ngomongnya udah nggak terkontrol nih sih Mba’. Saat aku bangun memang sih kejantananku masih keras dan berdiri hanya sembilan puluh derajat ditunjang dengan beberapa urat yang menonjol,
“ Terima kasih yah, Mba’. Kamu lagi hamil gini, semua tamu kamu perlakukan seperti ini semua? ”, ucapku.
“ Yah nggak mas, kebetulan aku udah lama nggak ngewe, terus lihat punya mas keras banget, udah gitu aku dapat info dari Mba’-Mba’ kalau kamu kalau ke sini nggak pernah main, tetapi bayar penuh, artinya Kan mas orang bersih. ”, ucapnya.
“ Oh, jadi di kamar tunggu wanita pijat, banyak saling tukar informasi yah? ”, ucapnya.
“ Harus itu, biar kita nggak salah, yang lebih penting lagi ini ”, ucapnya sambil menunjukkan leleran sperma yang meleleh keluar dari vaginanya.
“ Maksudmu? ”, ucapku bingung.
“ Aku taruhan sama Mba’-Mba’ yang pernah sama mas, lumayan sepuluh ribuan sepuluh orang, ini sebagai bukti bahwa kamu main sama aku ”, ucapnya.
Hah… kaget aku, Wah gila aku dijadikan obyek judi, dasar stress semua,hha. Lalu,
“ Sebentar mas, aku ke toilet ”, ucapnya. Aduh bukan tamunya yang didulukan, malah dia yang duluan.
Nggak lama dia masuk, dan,
“ Nih aku bawain handuk yang baru ”, ucapnya dengan wajah yang kelihatan seneng banget.
“ Ucapnya nggak kuat naik turun, kog sudah bawa handuk bersih dari bawah? ”, ucapku.
“ Kan minta tolong sama room boy ”, ucapnya.
“ Nah tadi ngambil cd minta tolong aja sama dia ”, ucapku.
“ Nggak enak lagi mas nanti dikira macam-macam, lagian Kan tadi belum ada modal buat nyuruh room boy ”, ucapnya.
“ Maksudnya? ”, ucapku lagi.
“ Kan menang taruhan, yah bagi-bagi rejeki. Aku kasih uang room boy-nya untuk ambil handuk, mereka kalau nggak ada uangnya nggak gerak mas! ”, ucapnya. Aku geleng-geleng.
“ Iya setali tiga uang sama kamu, kalau nggak ada uang juga nggak goyang ”, ucapku tapi dalam hati.
“ Mba’ Nisa, kog kamu duluan sih ke kamar mandi? ”, ucapku sambil memakai kimono dan membawa handuk serta sabun.
“ Aku tadi buru-buru ke sebelah ngasih tahu sama Mba’ Rosa, kalau dia kalah taruhan dengan menunjukan sperma mas yang ngucur dari memekku ”, ucapnya.
Waduh udah kotor nih mulut Mba’ Nisa, mungkin terlalu gembira dengan kemenangannya. Setelah mandi, berpakaian dan memberikan tips, aku bilang,
“ Kamu dapat tiga aku Cuma satu hlo, Mba’! ”, ucapku.
“ Iya deh, lain kali aku kasih bonus ”, ucapnya, tahu maksudku kalau dia dapat tips, menang taruhanya.
“ Janji yah Mba’, makasih Mba’ ”, ucapku, sambil aku cium pipi kiri dan kanannya.
Saat turun ke depan receptionis Mba’ Nisa mengikuti di sampingku, guna memberi tahu ke receptionis berapa jam dan minum apa. Kemudia aku membayar tagihanku dan tak lupa kuberikan lebihan buat Mba’ Rosa,
“ Terima Kasih pak ”, ucapnya.
Sejak saat itu aku-pun sering kesana dan meminta bonus kepada Nisa, karena pernah berjanji sebelumnya. Sungguh sensasi sex yang luar biasa bisa ngentot sama cewek hamil di panti pijat. Selesai